Jumat, 22 April 2011

ini sebuah marah dan kecewa

Jadi memang hanya segini....
Batas kesetiaan diantara kita?
ketika aku memaki dan lantas dicap pemarah
kau dan kau menyingkirkan-ku ke sudut relung hati yang paling jauh
seolah aku ini adalah sejenis mahkluk lain
Yang jauh beda dari susunan kimia manusia normal


padahal kau tahu, kau juga tahu bahwa
Hujat marahku ini beralasan
bahkan untuk melahirkan sosok monster pemaki
yang tidak akan lebih kejam dari Hanibal Lecter

Percaya saja, aku sudah lebih dewasa sekarang
Bukan lagi semata pujangga yang terbuai rayuan ayat-ayat merdu
ini bukan lagi kisah, tentang seorang remaja yang menjadi skeptis
lantaran didera masalah yang tak kunjung usai dan terang
(aku bertanya-tanya apakah pemuda ini lantas memuja Sol Invictus)

Ini tentang seorang tegap yang telah menjadi dingin dan tawar batin-nya
lantaran mendapat khianat yang bertubi-tubi
Kendati begitu dia tetap sungguh mencari jalannya sendiri
sebab TUHAN yang pernah diagung-agungkannya
telah meninggalkannya sendirian sejak dulu kala
di tengah segala benang kusut kehidupan.
dia sudah siap untuk semua kemungkinan terburuk
tangisnya telah kering karena pernah memuja cita dan harapan

Baginya Kematian bukan lagi sebuah anugerah yang menakutkan
dia toh telah lama merasa segala ketidakpedulian TUHAN
sama seperti ketidakpedulian-NYA pada kaum monyet angkasa
dan juga anak haramnya Tyler Durden

Dalam nyala matanya yang penuh benci
dia selalu bertanya -tanya
mengapa orang-orang itu masih percaya kepada TUHAN
yang turut bermain dalam politik kebiadaban manusia
dan terjebak didalamnya?

Betapa menyedihkan melihat mahkluk tak berdaya
yang dikalahkan oleh ciptaannya sendiri
dan tidak bisa membebaskan diri daripadanya
lantas menjadi hamba sahaya dari para budak-budaknya

Katakanlah kita sama -sama tertawan
namun aku yang mengharap bebas
tentu lebih mulia dibanding seorang
yang diam tanpa daya

Diam-MU,sombong-MU, ketidakpedulian-MU serta kelicikan-MU
hanya membuatku ingin mengatakan
(bila memang KAU ada)
Bahwa aku membenciMU TUHANKU
ya, aku membenci TUHANKU
dan aku siap menerima segala ganjar
dari perkataanku jika sekiranya menurutMU
lagi-lagi aku yang salah!
__________________

Kamar Rumah Sakit Jiwa no 28
oleh : Salvatore Nevide

0 komentar:

Posting Komentar