perempuan itu duduk di sudut kedai kopi yang masih lengang. sudut yang sama, yang selalu didudukinya bertahun terakhir ini. di depannya laptopnya dibiarkannya terbuka. seperti gelas kopi yang mengepul hangat di samping laptop yang belum di sentuhnya. pikirannya menerawang, kepingan kenangan berhamburan di kepalanya, sedang gerimis di luar perlahan mulai turun menyisakan jejak di kaca jendela samping tempatnya duduk.
Senin, 25 April 2011
masalah dalam kepala kami
Kami saling berdiam diri
Padahal kami sama –sama tahu
Ada masalah yang begitu besar
Mengelayut dalam sanubari kami masing-masing
Namun kami terus berdiam diri,
Mungkin jauh di lubuk hati
kami Sama-sama sadar,
Bahwa bila Tuhan tengah tertidur
Padahal kami sama –sama tahu
Ada masalah yang begitu besar
Mengelayut dalam sanubari kami masing-masing
Namun kami terus berdiam diri,
Mungkin jauh di lubuk hati
kami Sama-sama sadar,
Bahwa bila Tuhan tengah tertidur
Lagipula aku telah menyerah
mengapa KAU masih saja suka menyiksaku?
padahal aku sudah berserah kepada segenap takdir
yah, biarlah sekarang tanganMU yang mengatur....
kulepaskan segala cita
yang pernah terlahir dari nadi dan darahku
toh, aku hanya ingin hidup dengan sederhana
padahal aku sudah berserah kepada segenap takdir
yah, biarlah sekarang tanganMU yang mengatur....
kulepaskan segala cita
yang pernah terlahir dari nadi dan darahku
toh, aku hanya ingin hidup dengan sederhana
Malaikat yang Dipaksa Menjadi Syetan (04)
Jika malam ini aku tak juga hadir
bersujud secara khusyuk di hadapMU
kuharap KAU mengingat betapa
takdirMU-lah yang mengariskan demikian
maaf sebagai manusia utuh
aku masih benci bermunafik ria
bilamana aku mampu bersujud?
bersujud secara khusyuk di hadapMU
kuharap KAU mengingat betapa
takdirMU-lah yang mengariskan demikian
maaf sebagai manusia utuh
aku masih benci bermunafik ria
bilamana aku mampu bersujud?
Langganan:
Postingan (Atom)